Meneropong Ujian Nasional
Perjalanan kalender pendidikan akademik tahun 2012/2013 tanpa terasa sudah memasuki triwulan pertama. Dibeberapa sekolah telah melaksanakan Ulangan Tengah Semester sebagai bentuk tolok ukur pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Terkhusus buat anak anak kelas XII moment ini setidaknya memberikan warning tetang kesiapan menghadapi Ujian Nasional 2013. Memang secara sepintas ujian nasional 2013 masih 6 sampai 7 bulan kedepan, akan tetapi jika kita perhitungkan waktu efektif pembelajaran , praktis hanya tersisa kurang lebih 5 bulan. Ini bukan waktu yang lama, akan tetapi sangatlah singkat dalam mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan materi ujian nasional.
Dalam pelaksanaan Ujian Nasional 2013 ini , Pemerintah (Kemdikbud) berjanji meningkatkan kualitas penyelenggaraan ujian nasional untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Tahun 2013, variasi soal UN akan ditingkatkan untuk lebih memperkecil kemungkinan aksi contek. Keinginan Mendikbud tersebut tidak bermaksud menyulitkan siswa tetapi semata-mata untuk membuat UN lebih baik lagi, baik secara kuantitas maupun kualitas.
Sementara itu Moehammad Amman Wirakartakusumah, Ketua Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BNSP), mengatakan mutu pendidikan dari tahun ke tahun harus lebih baik. Beliau menyampaikan bahwa komposisi soal UN tahun ini 10% kategori soal sulit, 60% kategori sedang dan 30% soal kategori mudah. Untuk UN 2013 bisa saja kategori sulit menjadi 15%.
Peningkatan kualitas soal meningkat bertujuan untuk menaikkan nilai tukar prestasi siswa. Apalagi nanti hasil UN akan menjadi paspor ke perguruan tinggi,” ujarnya dalam Jumpa Pers UN yang dihadiri Ibnu Hamad, Ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH), Haryono Umar, Irjen Kemendikbud dan Khairil Anwar, Ketua Balitbang Kemendikbud.
Setelah memastikan 20 paket soal untuk UN tahun depan, belakangan Kemendikbud menggagas UN tanpa pengawas ruang ujian. Mendikbud Mohammad Nuh mengatakan, ketatnya penjagaan dan pengawasan pelaksanaan UN selama ini terjadi karena adanya stigma negatif. Padahal menurutnya, stigma yang melekat dapat terlepas jika UN berlangsung dengan semangat kejujuran.
"Selama ini selalu dikatakan banyak kecurangan dalam pelaksanaan UN, makanya harus kita buktikan dengan UN jujur. Tak perlu pengawas ruangan, kita awasi dari jauh," kata dia.
Mantan rektor ITS itu mengatakan, Kemendikbud sekarang menantang seluruh bupati atau wali kota untuk mendeklarasikan UN jujur dan siap tanpa pengawasan.
"Kalau ada kepala daerah atau kepala sekolah ragu ikut deklarasi, jangan-jangan ada apa-apa. Wong diajak jujur kok ragu," ungkapnya.
Kemendikbud telah siap dengan variasi soal yang akan diberikan pada UN. Rencananya, mulai bulan depan masyarakat sudah bisa mendapatkan kisi-kisi soal UN 2013. Kisi-kisi ini sekaligus menjadi dasar tim pembuat soal memproduksi bank soal.
Sebagai tambahan, pada pelaksanaan UN 2013 Kemendikbud akan melakukan terobosan apik dengan menyematkan kode-kode tertentu di setiap soal. Kode-kode tersebut merupakan petunjuk di mana soal itu dicetak, sehingga dapat mudah ditelusuri apabila kedapatan ada soal yang bocor.
Tags: Pendidikan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Share your views...
0 Respones to "Meneropong Ujian Nasional"
Posting Komentar