PTPN Sulap Kebun Tidak Produktif Menjadi Hamparan Kelapa Sawit

     Warga Subang bagian selatan yang memiliki lahan cukup luas mulai melirik kelapa sawit dan kini sudah 28.469 pohon tertanam. Sebelumnya tahun 2007 ketika menanam sawit di kebun sarireja,  PTPN VIII sempat diprotes warga karena khawatir berdampak terhadap ketersediaan air.

Di wilayah kasomalang dan jalancagak, hamparan perkebunan pohon sawit dengan jalan-jalan yang telah disirtu tampak cukup luas. Sepintas dari jalan raya Jalancagak - subang tidak terlihat karena sebagian kebun tehnya masih dipertahankan. Namun dari daerah Kumpay atau Cijambe terlihat hamparan Kelapa Sawit yang hijau dan menyejukan pandangan mata.

Kepala Afdeling Sawit Wangunreja, Asep Zaenal Muttaqin, SP mengatakan, luas tanaman kelapa sawit yang sudah ada di dua afdeling mencapai 921,52 ha. "Kita tidak menyulap semua tanaman teh menjadi sawit, hanya dibeberapa titik yang tadinya kebun kakao dan lahan tidak produktif," jelas Asep.

Dikatakan, pohon kelapa sawit yang sudah berbuah ditanam sejak tahun 2007. Lingkungan perkebunan pun dipelihara sehingga menambah nilai secara tidak langsung berupa rumput dan lainnya.

Mengenai kehawatiran dampaknya terhadap ketersediaan air, salah seorang peneliti dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan, Ir. M. Lukman Fadli, M.Si. mengatakan, tidak semuanya benar karena sudah dilakukan penelitian termasuk aspek konservasi lahan dan jangan sampai disamakan dengan lahan gambut.

"Saya sudah banyak meneliti sawit di Sumatra, Kalimantan, Irian termasuk Jawa, ternyata tidak membawa petaka terhadap kondisi air. Apalagi Sawit termasuk tanaman tropis sehingga sangat tepat dikembangkan dibeberapa wilayah Kab. Subang. Memang tidak semua wilayah cocok dan tentu saja harus ada studi kelayakan terlebih dahulu karena kita tidak akan merekomendasikan kalau memang tidak layak untuk ditanam, " tandas Lukman.

Sementara pohon sawit yang mulai dan sudah ditanam milik masyarakat terlihat di wilayah Serangpanjang, Cirangkong, Tanjungsiang, Curug Agung dan Parung.